Asli Tegang Lur, Pak Harto Tahu Ikan Gorengnya Disikat Paspampres  Apa Reaksinya?

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)- Presiden Soeharto adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah modern Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok yang memainkan peran penting dalam mengubah wajah politik dan ekonomi negara ini selama masa jabatannya yang berlangsung dari tahun 1967 hingga 1998. Nah dalam rentang waktu panjang itu ada peristiwa menarik dan jarang diketahui orang. Namun sebelum membahasnya simak dulu perjalanan karir Presiden RI kedua ini untuk menambah wawasan.

Karir Soeharto dapat dibagi menjadi dua fase utama: karir militer yang cemerlang dan perjalanan politik yang mengantarkannya menjadi presiden.

Sebelum terjun ke dunia politik, Soeharto memiliki latar belakang militer yang kuat. Ia bergabung dengan Angkatan Darat pada masa penjajahan Belanda dan melalui perjalanan yang panjang dan sulit, ia berhasil meraih pangkat tertinggi, yaitu Jenderal Besar. 

Selama Revolusi Nasional Indonesia, Soeharto berperan penting dalam menumpas pemberontakan di berbagai daerah, termasuk melawan gerakan komunis PKI yang mencoba menggulingkan pemerintahan. Kepemimpinannya yang tegas dan strategi militer yang cerdas membuatnya dihormati oleh rekan-rekannya dan memperoleh kepercayaan dari Presiden Soekarno.

Pada tahun 1967, Soeharto naik ke tampuk kekuasaan setelah dalam apa yang kemudian dikenal sebagai "Gerakan 30 September". Ia kemudian menjadi Presiden kedua Indonesia. Selama masa jabatannya yang panjang, Soeharto menerapkan kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai "Pembangunan Orde Baru". Melalui program ini, ia berusaha mengubah Indonesia menjadi negara yang stabil secara politik dan ekonomi. 

Dalam bidang politik, Soeharto membangun Partai Golongan Karya (Golkar) yang menjadi partai penguasa yang dominan selama beberapa dekade. Namun, kebijakan politiknya juga menuai kritik terkait pelanggaran hak asasi manusia dan kekurangan demokrasi.

 

Pada sektor ekonomi, Soeharto mengimplementasikan kebijakan pembangunan ekonomi yang berhasil meningkatkan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia. Program-program seperti Pembangunan Lima Tahun, Operasi Timor Timur, dan Pertumbuhan Ekonomi Semesta berhasil menarik investasi asing dan mengembangkan sektor industri di Indonesia. Meski berhasil membawa pertumbuhan ekonomi, kebijakan ekonomi Soeharto juga menimbulkan kesenjangan sosial dan korupsi yang merajalela.

Pada akhir tahun 1990-an, adanya krisis ekonomi Asia yang melanda Indonesia dan protes mahasiswa yang semakin gencar terhadap rezim Soeharto, membuat tekanan politik semakin meningkat. Pada tahun 1998, tekanan dari berbagai pihak memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.

Meskipun masa kepemimpinannya penuh kontroversi, tak bisa disangkal bahwa Soeharto berperan penting dalam membentuk Indonesia modern.

Disikat Paspampres

Dikutip dari merdeka.com, banyak kisah menarik antara penguasa Orde Baru ini bersama para pengawalnya. Salah satunya soal ikan goreng yang dihabiskan pengawal.

 

'Insiden' Ikan Goreng ini Diceritakan Jenderal (Purn) Kunarto. Waktu itu perwira Polri ini menjadi ajudan Presiden Soeharto. Dalam sebuah acara, presiden dan ibu negara menghadiri acara di Padang, Sumatera Barat.

Dalam jamuan makan malam, ada menu ikan bilih. Semacam ikan kecil yang hanya bisa diperoleh di Danau Singkarak.

Soeharto ternyata sangat menyukai ikan goreng tersebut. Wader atau ikan kecil yang digoreng memang makanan kesukaan Soeharto.

Kunarto segera membungkus Ikan Bilih itu untuk dibawa ke Jakarta. Ikan yang sudah dibungkus diserahkannya kepada seorang pengawal. Kunarto tahu Pak Harto biasa ngemil wader goreng di sore hari.

Mana Ikan Wader?

Benar saja saat di Cendana, Pak Harto mencari Kunarto. Pertanyaannya Singkat: “Wader Yang Kemarin Mana?”

"Aneh," pikir Kunarto. Ikan itu sudah diserahkannya pada pengawal, tapi kenapa malah tidak disajikan.

Kunarto pun segera mencari pengawal presiden itu. Demikian kisah unik ini ditulis Jenderal (Purn) Kunarto dalam buku Pak Harto The Untold Stories.

Kunarto menanyai pengawal itu. Awalnya dia diam saja. Akhirnya setelah didesak, Paspampres tersebut mengaku sudah memakan habis ikan yang kemarin dibungkus. Waduh, Kunarto kebingungan. Bagaimana ini?

"Saya pun membawanya ke depan Pak Harto, agar dia bilang sendiri," kata perwira menengah Polri itu.

Apa Reaksi Soeharto?

Dengan tegang keduanya menghadap Soeharto. Namun melihat mereka tegang, Soeharto malah tersenyum geli.

"Enak yo wadernya?" canda Pak Harto.

"Iya Pak, enak sekali," jawab pengawal itu malu-malu.

Mendengar jawaban itu, Ibu Tien malah ikut bercanda. 

"Yang dimakan ikan wadernya presiden, ya pasti enak tho?" kata Bu Tien jenaka.

Suasana tegang berubah menjadi penuh tawa. Kunarto dan pengawal itu lega Pak Harto dan Bu Tien tak marah.

Sebagai mantan ajudan presiden, karir Kunarto di kepolisian pun terbilang moncer. Jenderal Kunarto menjadi Kapolri tahun 1991-1993. Pengalaman menjadi ajudan Soeharto sangat berkesan untuknya.***

Artikel ini sebagian dibantu AI